Sampai saat ini saya tetap percaya bahwa rezeki orang itu
sudah diatur, tinggal bagaimana cara kita untuk menjemputnya. Walau sering kali
rezeki yang saya jemput ditebengi orang lain. Anggap saja saya beramal. Saya
sering takut kalau-kalau kelak saya jadi orang yang suka menghitung-hitung apa
yang sudah saya perbuat, apa yang sudah orang lain dapatkan dari saya. Dalam
benak saya terlihat jelas bagaimana jahatnya saya kelak. Menuhankan
nilai/harga/value/cost? Apa bedanya saya dengan mereka yang suka menebengi
rezeki orang ? Kalau saya takut akan citra yang terbentuk di diri saya karena
value tersebut, apa bedanya ? Biar saja orang dapat apa dan saya dapat apa.
Cukup saya dan tuhan yang tau.
Tapi memang BOHONG kalau saya tidak merasa
marah, BOHONG kalau saya tidak merasa sakit. Tapi… Buat apa ? Saya tidak boleh
seperti mereka! Satu-satunya cara meredam hati & menghibur diri adalah
dengan mengubah pandangan saya atas apa yang terjadi. Saya seharusnya bangga,
saya bisa membantu orang lain mendapatkan value mereka, citra mereka. Memang
bisa dibilang dirugikan secara sepihak. Namun perjuangannya itu yang tak
ternilai…. dan tentu saja tidak selalu nampak. Di sekitar saya masih baaaanyak
orang-orang hebat dengan perjuangan yang hebat. Masih baaaanyak yang bisa saya
curi cara berjuangnya. Jadi buat apa saya menghitung-hitung rezeki orang yang
tidak hebat ?
0 komentar:
Posting Komentar